Manusia dan Kebudayaannya

Oktober 17, 2014

ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN






KELOMPOK     :  1 (SATU)
ANGGOTA        :1. AULIA FITRIAH SAID (11514815)
                              2. DEJAN DEFRIADI (12514645)
                              3. GHINA FATHIN ANNISA ((14514520)
                              4. INDAH PUJI LESTARI (15514273)
                              5. NURUL IZZATUR R. (18514278)
KELAS               : 1PA16
DOSEN               : ARIA KUSUMADIANTO





FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA 2014/2015




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kami akal pikiran dan ilmu pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa karuian-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmunya tentang "Manusia dan Kebudayaan", yang disajikan berdasarkan hasil diskusi kelompok dan pengamatan dari berbagai sumber. Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walau bagaimanapun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.



                                                                                                                                                                                                            Kalimalang, Oktober 2014


Penyusun









 BAB I PENDAHULUAN


A.   LATAR BELAKANG 
Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya.
Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan  kebiasaan-kebiasaan tersebut akan menjadi kebudayaan. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, itu disebabkan mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya sehingga manusia di manapun memiliki kebudayaan yang berbeda masing-masing.
Perbedaan kebudayaan disebabkan karena perbedaan yang dimiliki seperti faktor lingkungan, faktor alam manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang menimbulkan keberagaman budaya tersebut.
Seiring dengan berkembangnya teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kebudayaan masing–masing daerah, karena kebudayaan merupakan jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain.
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian kebudayaan berperan penting bagi kehidupan manusia dan menjadi alat untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan pada akhirnya menjadi ciri khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain yaitu kebudayaan.









B.   MIND MAP (PETA KONSEP)









BAB II PEMBAHASAN


A.    MANUSIA
1.      Pengertian Manusia
Manusia di dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat di pandang dari berbagai segi. Jika dipandang dari segi eksakta seperti ilmu kimia, maka manusia di pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem. Ilmu biologi memandang manusia sebagai makhluk biologis yang tergolong dalam golongan mamalia. Dan ilmu fisika beranggapan bahwa manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi. Dalam ilmu-ilmu sosial, ilmu sosiologi misalnya, manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Ilmu filsafat  memandang manusia sebagai makhluk berbudaya, homo humanus. Dan lain sebagainya.
Dari definisi-definisi di atas, tentu membuat kita sulit menyimpulkan tentang siapakah manusia itu. Oleh karen itu,  kita akan menjelaskan tentang manusia dari unsur-unsur yang membangunya:
1.      Manusa terdiri dari empat unsur yang terkait, yaitu:
·      Jasad: badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
·      Hayat: mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
·      Ruh: bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
·      Nafs: dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.

2.      Manusia sebagai kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu:
§  Id: Merupakan kodrat makhluk. Id adalah naluri makhluk hidup dalam rangka mempertahankan eksistensinya di muka bumi. Bertahan hidup dalam arti yang luas, yang  pada dasarnya merupakan segala aspek yang kita lihat di bumi ini. Id pada manusia termasuk naluri untuk berkembang biak, mempertahankan diri dari ancaman, naluri untuk bebas dari rasa lapar dan haus seperti halnya makhluk lain. Id pada manusia menghasilkan kecenderungan untuk agresif dan terfokus pada pemenuhan kebutuhan jasmani. Id adalah bagian dari sistem yang dihasilkan oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhannya. Id seluruhnya berada pada alam bawah sadar. Id sering ditafsirkan sebagai insting. Namun insting berbeda dengan id. Oleh freud id disebut sebagai Triebe atau dalam arti literalnya drive (dorongan). Dorongan inilah yang menurut Freud mengendalikan dan menentukan kemampuan, kualitas dan kapasitas seseorang. Kalau id seseorang itu tinggi, maka kualitas orang tersebut secara keseluruhan dengan sendirinya akan tinggi. Usaha yang dilakukan oleh orang dengan id yang tinggi lebih baik jika dibandingkan dengan usaha yang dilakukan oleh orang yang id-nya rendah. Karena orang dengan id tinggi berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam arti luas dengan lebih baik.
§  Ego: Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubgunkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
§  Superego:  Merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia limat tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego  menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan control diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi.

Dari uraian di atas maka dapat dikaji aspek tindakan manusia dengan analisa hubungan antara tindakan dan unusr-unsur manusia. Misalnya, orang yang senang penyimpang terhadap  nilai-nilai masyarakat dapat didefinisikan bahwa orang tersebut lebih dikendalikan oleh id daripada superego-nya, atau seringkali ada kelainan yang terjadi pada manusia, misalnya orang mempunyai kekurangan fisik  berani tampil di muka umum, dapat diterangkan dengan mengacu pada unsur nafs (kesadaran diri) yang dimiliki manusia. Semua unsur di atas tersebut dapat digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.

2.      Hakekat manusia
1.      Makhluk Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan
Tubuh adalah materi yag dapat dilihat, diraba, diras wujudnya konkrit, tetapi tidak abadi. Jika manusia meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh manusia, tidak bisa dilihat, dibara, sifatnya bastrak tapi abadi. Jika manusia meninggal, jiwanya lepas dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan.

2.      Makhluk Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya
Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi akal, perasaan, dan kehendak di dalam jiwanya. Dengan akal manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan perasaan manusia dapat menciptakan kesenian. Selanjutnya dengan adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan segala sesuatu dalam bertindak.

3.      Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati da budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebgaia makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi, biokimia, genetika, evolusi biologinya, dan lain sebagainya. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi-segi kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, ekonomi, bahasa, dan yang lainnya.

4.      Makhluk ciptan Tuhan yang terkait dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas da martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis, dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali ke dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan dipertanggungajawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan.

B.     KEBUDAYAAN
1.      Kepribadian Bangsa Timur
Manusia dimuka bumi ini mendiami wilayah yang berbeda, ada yang mendiami wilayah timur, wilayah barat dan wilayah timur tengah. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Negara Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat
Kepribadian bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi.
Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku.
Pada umumnya kepribadian bangsa timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada. Namun walaupun kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa Timur kita tidak bisa selalu beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik dari bangsa Barat. Karena semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya. Tidak ada di dunia ini yang sepenuhnya baik.
Secara garis besar kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dll.
Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima antara lain :
1.      Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2.      Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
3.      Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi
4.      Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diterima atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru
Faktor-faktornya antara lain :
1.         Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.         Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
3.         Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4.         Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
5.         Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas



2.      Pengertian kebudayaan
Pengertian kebudayaan secara umum adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
Definisi kebudayaan menurut para ahli:
1.      Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

2.      M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3.      Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
4.      Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Pokok-pokok yang terkandung dalam kebudayaan diantaranya adalah, bahwa Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam, Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran, Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi, Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budaya daerah dan budaya nasional.


3.      Unsur-unsur Kebudayaan
1.      Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.

2.      Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya.
Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit.
Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui dengan teliti ciri-ciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara lain:
a.         alam sekitarnya;
b.        tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
c.         binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
d.        zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e.         tubuh manusia;
f.         sifat-sifat dan tingkah laku manusia;
g.        ruang dan waktu.

3.      Sistem Kekerabatan dan Organisasi sosial
            Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi social dalam kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.

4.      Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.

5.      Sistem Ekonomi atau Mata Pencaharain
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain:
a.         berburu dan meramu;
b.        beternak;
c.         bercocok tanam di ladang;
d.        menangkap ikan;
e.         bebercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.

6.      Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan
mereka masih primitif. Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan
mereka masih primitif.

7.      Sistem Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknik-teknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.

4.      Wujud Kebudayaan
Pendapat umum mengatakan ada dua wujud kebudayaan. Pertama, kebudayaan bendaniah (material) yang memiliki ciri dapat dilihat, diraba, dan dirasa sehingga lebih konkret atau mudah dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) yang memiliki ciri dapat dirasa saja. Oleh karena itu, kebudayaan rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit dipahami.
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga : gagasan, aktivitas, dan artefak (benda).
1.      Kompleks gagasan (wujud ideal)
Kompleks gagasan ini mencakup kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. Sekarang wujud ideal juga banyak tersimpan dalam bentuk disk, arsip, koleksi micro film dan microfish.
2.      Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3.      Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan bisa juga disebut dengan kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam samapai yang bergerak.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Ketiga wujud kebudayaan diatas saling berhubungan dan tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan ideal (gagasan) dan adat istiadat mengatur dan memberikan arahan kepada tindakan-tindakan manusia dan juga hasil karyanya baik ide dan pikiran maupun tindakan dalam karya manusia. Sedangkan kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan baru yang menjauhkan dari lingkungan alamiahnya, sehingga dapat memberikan pengaruh kebudayaan kepada manusia yang dapat merubah pola perilaku dan pemikirannya.

5.      Orientasi Nilai Budaya
Menurut C. Klukhohn dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya secara universal terdapat 5 masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1.         Hakekat Hidup Manusia (MH)
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang berusaha untuk “memadamkan hidup”, ada juga yang berusaha untuk “mengisi hidup” yang dengan pola-pola tertentu menganggap hidup sebagai hal yang baik.
2.         Hakekat Karya Manusia (MK)
Dalam hal ini, ada yang berpandangan bahwa karya untuk bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3.         Hakekat Waktu Manusia (WM)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda; ada yang lebih mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa depan.
4.         Hakekat Alam Manusia (MA)
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada juga yang beranggapan manusia harus harmonis dan selaras dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
5.         Hakekat Hubungan Manusia (MN)
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan  sendiri)

Kerangka C. Klukhohn Mengenai 5 Masalah Dasar dalam Hidup
Yang Menentukan Orientasi Nilai – Budaya Manusia
Masalah dasar
dalam hidup kita
Orientasi Nilai Budaya
Hakekat Hidup
(MH)
Hidup itu buruk
Hidup itu baik
Hidup itu buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup menjadi lebih baik
Hakekat Karya
(MK)
Karya itu untuk nafkah hidup
Karya itu untuk kedudukan, kehormatan, dan sebagainya
Karya itu untuk menambah karya
Persepsi manusia
tentang waktu (MW)
Orientasi ke masa depan
Orientasi ke masa lalu
Orientasi ke masa depan
Persepsi manusia
terhadap alam (MA)
Manusia tunduk kepada alam yang dahsyat
Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam
Manusia berhasrat menguasai alam
Hakekat hubungan
antar manusia
dengan sesamanya (MM)
Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan pada sesamanya (berjiwa gotong royong)
Orientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh atasan dan berpangkat
Individualisme, menilai tinggi dengan kekuasaan sendiri

6.      Perubahan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan di mana pun selalu dalam keadaan berubah, ada dua sebab perubahan:
1.      Sebab yang berasal dari masyarakat dan lingkungannya  sendiri,misalnya perubahan jumlah dan komposisi
Sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah secara lebih cepat.
2.      Adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Dalam masyarakat maju, perubahan kebudayaan biasanya terjadi melalui penemuan (discovery) dalam bentuk ciptaan baru (inovatiori) dan melalui proses difusi. Discovery merupakan jenis penemuan baru yang mengubah persepsi mengenai hakikat suatu gejala mengenai hubungan dua gejala atau lebih. Invention adalah suatu penciptaan bentuk baru yang berupa benda (pengetahuan) yang dilakukan melalui penciptaan dan didasarkan atas pengkom-binasian pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda dan gejala yang dimaksud.

Ada empat bentuk peristiwa perubahan kebudayaan. Pertama, cultural lag, yaitu perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Dengan kata lain, cultural lag dapat diartikan sebagai bentuk ketinggalan kebudayaan, yaitu selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertama kali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat menyesuaikan diri terhadap benda tersebut.
Kedua, cultural survival, yaitu suatu konsep untuk meng-gambarkan suatu praktik yang telah kehilangan fungsi pentingnya seratus persen, yang tetap hidup, dan berlaku semata-mata hanya di atas landasan adat-istiadat semata-mata. Jadi, cultural survival adalah pengertian adanya suatu cara tradisional yang tak mengalami peru­bahan sejak dahulu hingga sekarang.
Ketiga, pertentangan kebudayaan (cultural conflict), yaitu proses pertentangan antara budaya yang satu dengan budaya yang lain. Konflik budaya terjadi akibat terjadinya perbedaan kepercayaan atau keyakinan antara anggota kebudayaan yang satu dengan yang lainnya.
Keempat, guncangan kebudayaan (cultural shock), yaitu proses guncangan kebudayaan sebagai akibat terjadinya perpindahan secara tiba-tiba dari satu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Ada empat tahap yang membentuk siklus cultural shock, yaitu: (1) tahap inkubasi, yaitu tahap pengenalan terhadap budaya baru, (2) tahap kritis, ditandai dengan suatu perasaan dendam; pada saat ini terjadi korban cultural shock, (3) tahap kesembuhan, yaitu proses melampaui tahap kedua, hidup dengan damai, dan (4) tahap penyesuaian diri; pada saat ini orang sudah membanggakan sesuatu yang dilihat dan dirasakan dalam kondisi yang baru itu; sementara itu rasa cemas dalam dirinya sudah berlalu.


C.    KAITAN  MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia
Di dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh, ketika manusia menciptakan kebudayaan, dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia. Contoh-contoh hubungan manusia dengan kebudayaan:
1.         Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.

2.         Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value ).

3.         Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.

4.         Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.

5.         Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.


D.    CONTOH KASUS DAN ANALISA
1.      Segi Aktivitas
Banyak sekali kebudayaan berupa adat istiadat yang berkembang (khususnya) di Indonesia, diantaranya adalah:
·           Ngaben (Bali)
Ngaben adalah upacara pembakaran atau kremasi jenazah umat Hindu Bali. Dalam prosesi Ngaben, ketika api mulai disulut, perlahan-lahan kobaran api akan membesar dan mulai berkobar menyulut sosok jenazah. Lama-kelamaan kobaran api mulai menghanguskan jazadnya yang dipercaya akan melepaskan segala ikatan keduniawian dari orang yang meninggal itu. Bila ikatan keduniawian telah terlepas, maka semakin terbukalah kesempatan untuk melihat kebenaran dan keabadian kesucian Illahi di alam sana.
Beberapa hari sebelum upacara Ngaben dilaksanakan, keluarga dari orang yang meninggal dibantu oleh masyarakat membuat Bade dan Lembu yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas warna-warni dan bahan lainnya. Bade dan Lembu ini merupakan tempat jenazah yang nantinya dibakar.
·           Tabuik (Sumatera Barat)
Berasal dari kata tabut, dari bahasa Arab yang berarti mengarak, upacara Tabuik merupakan sebuah tradisi masyarakat di pantai barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dalam kalender Islam.
Pada hari yang telah ditentukan, sejak pukul 06.00, seluruh peserta dan kelengkapan upacara bersiap di alun-alun kota.Para pejabat pemerintahan pun turut hadir dalam pelaksanaan upacara paling kolosal di Sumatera Barat ini.
Satu Tabuik diangkat oleh para pemikul yang jumlahnya mencapai 40 orang. Di belakang Tabuik, rombongan orang berbusana tradisional yang membawa alat musik perkusi berupa aneka gendang, turut mengisi barisan. Sesekali arak-arakan berhenti dan puluhan orang yang memainkan silat khas Minang mulai beraksi sambil diiringi tetabuhan.
Saat matahari terbenam, arak-arakan pun berakhir. Kedua Tabuik dibawa ke pantai dan selanjutnya dilarung ke laut. Hal ini dilakukan karena ada kepercayaan bahwa dibuangnya Tabuik ini ke laut, dapat membuang sial. Di samping itu, momen ini juga dipercaya sebagai waktunya Buraq terbang ke langit, dengan membawa segala jenis arakannya.
·         Kerapan Sapi (madura)
Awal mula kerapan sapi dilatar belakangi oleh tanah Madura yang kurang subur untuk lahan pertania, sebagai gantinya orang-orang orang-orang Madura mengalihkan matapencaharaiannnya sebagai nelayan untuk daerah pesisir dan beternak sapi yang sekaligus digunakan untuk bertani khussnya dalam membajak sawah atau ladang.
Pada perlombaan ini, sepasang sapi menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melwan pasangan-pasangan sapi lian. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit.
Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktber di eks Kota Karesidenan, Pamekasan untuk merebutkan piala bergilir dari Presiden.

2.      Segi Karya
Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari manusia juga menciptakan banyak karya yang memuat unsur seni seperti, seni lukis, seni musik, seni tari, seni hiasan/ukiran, dan masih banyak lagi.
Berikut ini adalah beberapa contoh kebudayaan berupa karya sastra di Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO:
·           Batik Indonesia
Pada dasarnya, batik merupakan seni lukis yang menggunakan canting sebagai alat untuk melukisnya. Canting sendiri merupakan sebuah alat berbentuk mangkok kecil yang terbuat dari tembaga dan memiliki carat atau monong, dengan tangkai dari bambu atau kayu yang dapat diisimalam (lilin) sebagai bahan untuk melukis. Canting ini dapat membuat kumpulan garis, titik atau cecek yang pada akhirnya membentuk pola-pola. Pola-pola inilah yang kemudian menjadi ragam hias dalam kesenian Batik.
Membatik telah diwariskan secara turun temurun hingga saat ini. Dengan pola tradisional ini, sejak dahulu masyarakat menuangkan imajinasi melalui gambar pada batik. Masyarakat juga telah mengenal seni pewarnaan tradisional dengan bahan-bahan alami sebelum mengenal pewarnaan dengan bahan kimia. Batik yang tersebar hampir diseluruh Indonesia memiliki bentuk ragam hias yang berbeda-beda diantara satu dan lainnya. Pada tahun 2009, Batik diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia.
·           Wayang
Wayang telah diakui oleh UNESCO sebagai daftar perwakilan Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia pada tahun 2008. Wayang adalah salah satu seni pertunjukan rakyat yang masih banyak penggemarnya hingga saat ini. Pertunjukan wayang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggerakkan tokoh-tokoh pewayangan yang dipilih sesuai dengan cerita yang dibawakan. Cerita-cerita yang dipilih bersumber pada kitab Mahabarata dan Ramayana yang bernafaskan kebudayaan dan filsafat Hindu, India, namun telah diserap ke dalam kebudayaan Indonesia. Dalam setiap pegelaran, sang dalang dibantu para swarawati atau sindhen dan para penabuh gamelan atau niyaga, sehingga pertunjukan wayang melibatkan banyak orang.
Di Indonesia, Wayang telah menyebar hampir keseluruh bagian wilayah Indonesia. Jenis-jenisnya pun beragam yang  diantaranya adalah : Wayang kulit Purwa, Wayang Golek Sunda, Wayang Orang, Wayang Betawi, Wayang Bali, Wayang Banjar, Wayang Suluh, Wayang Palembang, Wayang Krucil, Wayang Thengul, Wayang Timplong, Wayang Kancil, Wayang Rumput, Wayang Cepak, Wayang Jemblung, Wayang Sasak (Lombok), dan Wayang Beber.
·           Tari saman
Saman adalah salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Gayo di Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Timur (Kecamatan Serbejadi), Kabupaten Aceh Tamiang (Tamiang Hulu). Saman merupakan permainan tradisi yang biasa dilakukan oleh laki laki yang umumnya usia muda untuk mengisi waktu luangnya. Baik pada saat di sawah, mersah, sepulang mengaji di rumah pun mereka menyempatkan diri berlatih Saman. Permainan Saman menjadi sebuah seni pertunjukan yang sering dipentaskan sebagai media silaturahmi, menjalin persahabatan, penyampaian pesan-pesan moral, pantun muda-mudi, penggambaran alam dan lingkungan sekitar, dan sebagainya. Tari Saman diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda yang membutuhkan pelindungan mendesak dari Indonesia pada tahun 2011.
·           Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu dan dibunyikan dengan cara digoyangkan. Alat musik ini berasal dari Tanah Sunda. Kata Angklung berasal dari Bahasa Sunda “angkleung-angkleungan” yaitu gerakan pemain Angklung dan suara “klung” yang dihasilkannya. Secara etimologis, Angklung berasal dari kata “angka” yang berarti nada dan “lung” yang berarti pecah. Jadi Angklung merujuk nada yang pecah atau nada yang tidak lengkap. Setiap angklung akan menghasilkan nada yang berbeda, sehingga setiap penampilan membutuhkan lebih dari satu angklung. Sedikitnya delapan nada dihasilkan oleh angklung. Angklung telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia pada tahun 2010.





BAB III PENUTUP

A.                KESIMPULAN
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya.
Khususnya di Indonesia, banyak sekali kebudayaan yang berkembang baik itu berupa adat istiadat dan karya seni. Kebudayaan pasti  mengalami perubahan dan atau perkembangan sesuai dengan keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia itu sendiri.

B.           SARAN
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan.
Sebagai generasi muda penerus bangsa maka kita mempunyai kewajiban untuk melestarikan kebudayaan yang ada, harus terbuka dengan perkembangan budaya global dengan tetap menyeleksi kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian bangsa.








 DAFTAR PUSTAKA

·                http://anwarabdi.wordpress.com/2013/04/07/ibd-perubahan-kebudayaan


You Might Also Like

0 comments