2 Thread : Fungsi Controlling dalam Manajemen & Kekuasaan dan Pengaruh

November 12, 2016

Controlling Fungsi Manajemen

1. Pengertian Controlling
Berikut ini pengertian controlling dalam manajemen menurut beberapa ahli :
  • Konntz dan O'donnel (1964), mengartikan bahwa pengendalian atau pengawasan adalah pengukuran atau perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan organisasi dapat terselenggara dengan baik. Dalam uraian tersebut menggambarkan bahwa pengendalian atau pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang akan dicapai, yaitu standar apa yang sedang dilakukan berupa; pelaksanaan, dan bila mana perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
  • George R. Terry, menyatakan bahwa pengawasan adalah proses penentuan apa yang akan dicapai , yaitu standar, apa yang sedang dihasilkan, yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana, yaitu sesuai standar. Juga merumuskam pengendalian (controlling) sebagai suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang telah akan dilaksanakan.
  • Menurut Sukanto Reksohadiprodjo, pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberi petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Lebih lanjut dikatakan bahwa pengawasan terdiri dari penentuan-penentuan standar, supervise kegiatan atau pemeriksaan, pembandingan hasil dengan standar serta mengoreksi kegiatan atau standar.
  • Menurut Winardi (1990; 380) dalam bukunya Azas-azas Manajemen, dikatakan bahwa prinsip pengawasan efektif membantu usaha-usaha kita untuk mengatur pekerjaan yang direncanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut berlangsung sesuai dengan rencana.
2. Langkah-langkah dalam Melaksanakan Controlling
Secara umum, controlling dapat dilakukan dengan beberapa langkah, antara lain :
  • Menetapkan standar pengawasan.
  • Meneliti, memeriksa dan menilai hasil yang dicapai. Langkah ini sebaiknya dilakukan dengan segera agar waktunya tidak terlalu panjang.
  • Membandingkan hasil dengan standar. Apakah prestasi kerja sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan ?
  • Mengambil tindakan korektif. Apabila terdapat penyimpangan pada langkah pertama dan kedua, maka perlu dilakukan koreksi. Tindakan ini dapat berupa perubahan aktifitas organisasi atau pada standar kerja yang semula telah ditetapkan. Hal ini juga dilakukan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
3. Tipe -tipe Controlling
Ada 3 tipe , yaitu :
  • Pengawasan pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan
  • Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan
Merupakan proses dimana aspek tertetu dari suatu prosedur harus disetujui sebelum kegiatan bisa dilanjutkan. 
  • Pengawasan umpan balik 
Mengukur hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan 
4. Cara Membuat Strategi Controlling Untuk Sebuah Organisasi
Sebelum para manager dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan manager menentukan Apa yang akan dikerjakan, Kapan akan dikerjakan, Siapa yang akan mengerjakan dan Bagaimana mengerjakannya. Setelah menentukan apa yang akan direncanakan, barulah pengawasan (controlling) bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap renana yang telah ditentukan. Hal ini mengartikan bahwa perencanaan dan pengendalian memiliki hubungan yang sangat erat.


Source : 

http://www.kompasiana.com/ndull/fungsi-controlling-pengendalian-pengawasan-dalam-manajemen-pendidikan_54f79c3ea33311601c8b4590 

http://www.kompasiana.com/uutsyarifah/fungsi-controlling-dalam-manajemen_54f82624a33311c27b8b554b

http://www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-pengawasan-controlling.html

Tim Dosen Asas Manajemen Universitas Indonesia. "Fungsi Perencanaan"


Kekuasaan dan Pengaruh

1. Pengertian Kekuasaan
  • Max Weber : Kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalam suatu hubungan sosial melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan dan apapun dasar kemampuan ini. Pengertian kekuasaan oleh Max Weber ini dapat kita katakan bahwa kekuasaan adalah keegoisan dalam suatu kelompok akan tetapi walaupun keegoisan tersebut memiliki pertentangan, tetap tidak mampu melawan dikarenakan adanya kekuasaan tersebut.
  • Laswell dan Kaplan : Kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seseorang datau sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain ke arah tujuan dari pihak pertama. 
  • Robert Mac Iver mengatakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi perintah / dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua alat dan cara yg tersedia. 
2. Sumber-sumber Kekuasaan
Miriam Budiarjo menyatakan bahwa terdapat lima suber kekuasaan antara lain 1) Kedudukan, 2) Kekayaan, 3) Kepercayaan atau Agama, 4) Kepandaian dan Keterampilan, dan 5) Adikodrati.
Sementara French dan Raven sebagaimana yang telah dikutip oleh Hein, sumber kekuasaan telah diklasifikasikan menjadi lima sumber yaitu: paksaan, imbalan, keabsahan, kepakaran dan rujukan. 
3. Pengertian Pengaruh
  • Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 
  • Wiryanto mendefinisikan pengaruh adalah tokoh formal dan informal di masyarakat yang memiliki ciri-ciri kosmopolitan, inovatif, kompeten dan aksesibel dibandingkan dengan pihak yang mempengaruhi. 
  •  Menurut M. Suyanto, pengaruh adalah nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.
Dan masih banyak lagi ahli yang mendifinisikan tentang pengaruh. Tapi bisa dilihat dari pengertian para tokoh, pengaruh bisa didefinisikan dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan. 
4. Pengaruh Taktik dalam Organisasi
Penelitian Yukl, dkk menunjukkan adanya sembilan jenis taktik yang bisa digunakan dalam organisasi (Hugheset all, 2009) yaitu:
  1. Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
  2. Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
  3. Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan.
  4. Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
  5. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
  6. Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
  7. Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
  8. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
  9. Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi.
5. Contoh Kasus Kekuasaan dan Pengaruh dalam Organisasi
Beberapa tahun lalu, media memberitakan bahwa pemerintah akan membangun gedung baru untuk DPR. Gedung tersebut kabarnya akan diberikan fasilitas yang mewah seperti kolam renang di dalam gedung dan diperkirakan membutuhkan biaya kurang lebih sebesar Rp 1.1 triliun. Hal ini sontak menggegerkan masyarakat dan membuat masyarakat marah. 
Masyarakat menilai tindakan itu tidak pantas, karena yang kita tahu masih banyak warga kecil yang lebih membutuhkan uang tersebut dibandingkan dengan memenuhi keinginan dan kepuasan anggota DPR. Masyarakat juga menilai anggota DPR hanya akan menghamburkan uang negara  dan bersenang-senang dengan memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya.
Untuk sarannya : Sebaiknya, keputusan yang dibuat harus secara adil, harus melihat secara objektif mana kepentingan yang harus didahulukan. Jangan sampai keputusan yang dibuat hanya mewakili kepentingan pribadi atau strategi organisasi tertentu. 


Source :

http://www.ut.ac.id

http://abc.kuliahgratis.net/Kekuasaan

http://hariannetral.com/2015/06/pengertian-kekuasaan-menurut-para-ahli.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan

http://dilihatya.com/2236/pengertian-pengaruh-menurut-para-ahli

Ode, La. (2012). "Etnis cina indonesia dalam politik : politik etnis cina pontianak dan singkawang di era reformasi 1998 - 2008".  Jakarta: Pustaka Obor.

Anwar, Fuad. (2004). "Melawan Gus Dur". Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa.

You Might Also Like

0 comments