Review K-Drama Page Turner (2016)

Januari 23, 2017


Title : Page Turner (2016)
Genre : Musical
TV Network : KBS2
Cast : - Shin Jae Ha (Jin Mok)
          - Kim So Hyun (Yoo Seul)
          - Ji Soo (Cha Sik)

Jika kamu dilahirkan kembali, mana yang kamu pilih? Menjadi seseorang yang berbakat, seseorang yang memiliki motivasi tinggi atau seseorang yang memiliki minat hingga jika dipisahkan dengannya rasanya mau mati? Bagaimana kalau memilih ketiganya?

Ini bercerita tentang kehidupan 3 orang remaja dengan mimpi-mimpinya. 


Yoo Seul (Kim So Hyun) merupakan siswi berprestasi sekaligus pianis muda berbakat. Ia selalu di dorong oleh ibunya yang terobsesi menjadi pianis saat muda. Suatu hari Yoo Seul kecelakaan hingga ia kehilangan kemampuannya untuk melihat, tapi sayangnya ibunya terus mendorongnya untuk tetap bermain piano dan membuatnya depresi.


Mengetahui kabar Yoo Seul, Jin Mok (Jae Ha), rival terbesar Yoo Seul merasa bersalah dan mulai merubah sikap kasarnya terhadap Yoo Seul. Diam-diam ia membantu Yoo Seul di hari pertamanya masuk sekolah setelah keluar RS tanpa sepengetahuannya.


Di sisi lain, seorang atlet lompat galah nasional, Cha Sik (Ji Soo), merasa hancur ketika dokter memvonisnya tidak akan bisa melompat lagi. Ibu Cha Sik menghiburnya dengan mengatakan kebohongan kepadanya, bahwa Cha Sik sebenarnya adalah putra dari seorang pianis terkenal. Hal ini membuatnya kembali bersemangat dan memutuskan untuk mengikuti jejak ayahnya dan menjadi seorang pianis.

Dan karena piano lah, mereka bertiga dipertemukan.

Oh ya, dan apa hubungannya drama ini dengan kalimat saya di paragraf pertama tentang bakat, motivasi dan minat? Jadi begini, setelah saya menonton drama ini, saya menyimpulkan bahwa Yoo Seul merupakan gadis yang benar-benar berbakat walaupun ia sama sekali tidak berminat dengan piano dan motivasinya untuk bermain piano adalah untuk melanjutkan obsesi ibunya yang ingin menjadi pianis ketika muda (walaupun akhirnya Yoo Seul mencintai piano).

Jin Mok yang sedari kecil sangat menyukai piano, tapi ia selalu dikalahkan oleh Yoo Seul dan ia merasa bahwa ia tidak memiliki bakat sama sekali. Ia hampir memutuskan untuk berhenti ketika suatu hari Yoo Seul memuji permainannya. 

Dan Cha Sik, seperti yang dikatakan Hellen Keller; "Ketika salah satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu kebahagiaan yang lain terbuka". Walaupun bakatnya bukan di bidang musik, ia bermotivasi untuk menunjukkan kemampuannya dan membuktikan kepada teman-temannya bahwa ia benar-benar merupakan seorang putra pianis terkenal.

Overall, cerita ini penuh dengan pesan moral, untuk para remaja yang sedang dilanda kebingungan dengan jalan apa yang harus dipilihnya untuk menuju masa dewasa, terutama untuk para orangtua. Walaupun cerita ini sangat mengalir dan penyajiannya yang sempurna (tidak terkesan dipaksakan dan melompat-lompat), tapi ada satu hal yang paling disayangkan, yakni karena drama ini merupakan short drama. Wah, padahal lebih bagus lagi kalau drama ini memiliki 16 episode seperti kdrama pada umumnya.

Dan untuk orang-orang yang mengatakan ending dari drama ini cukup menggantung, saya tidak cukup setuju. Sebenarnya ending dari drama ini sudah terlihat jelas, tapi ada lagi yang perlu disayangkan, pada akhir drama, ketiga pemain utama; Yoo Seul, Cha Sik, Jin Mok, tidak ditampilkan. 


Intinya saat drama berakhir, tidak ada lagi perselisihan yang terjadi antara Yoo Seul-Jin Mok, Yoo Seul-ibunya, Jin Mok-ayahnya, dan Cha Sik-ibunya. *tapi tetap saja aku kan mau lihat bagaimana ekspresi mereka bertiga xD

You Might Also Like

0 comments