Of Bees and Mist : Kisah Roman dalam Balutan Magis

Februari 26, 2019



Judul: Of Bees and Mist (Kabut Masa Lalu)
Penulis: Erick Setiawan
Penerjemah: Fransisca M
Penerbit: Gagas Media
Tebal Halaman: 517 halaman

Of Bees and Mist adalah buku yang pertama kali saya beli setelah 4 tahun lamanya saya menahan diri untuk membeli novel. Saya menemukan buku ini di Gudang Buku Bekas dan langsung jatuh hati dengan cover serta sinopsis yang tertera di belakang cover. Setelah membeli buku ini, saya baru sadar bahwa novel Of Bees and Mist adalah buku terjemahan. Setelah saya baca lebih lanjut, ternyata sang penulis, Erick Setiawan, memang sudah tinggal di Amerika sebelum menulis buku ini.

Buku ini bercerita tentang seorang gadis kecil bernama Meridia yang hidup dalam dinginnya kehidupan keluarganya. Ibunya, Ravenna, seorang wanita cantik yang linglung dan pikun yang sering tidak mengindahkan keberadaannya. Sedangkan ayahnya, Gabriel, membangun penghalang tinggi kepadanya dan Ibunya melalui kata-kata tajam dan sikap kasarnya. Meridia kecil pun hidup dibawah asuhan Ibu Pengasuh yang protektif.

Suatu hari, Meridia bertemu dengan Daniel, lelaki muda yang berusia dua tahun lebih tua darinya. Meridia jatuh cinta kepada lelaki bermata coklat itu, begitupula Daniel tergila-gila dengan pesona gadis itu. Tak lama kemudian, di usia yang masih sama-sama muda, mereka menikah. 

Awalnya, kehidupan rumah tangga Meridia terbilang hangat. Dengan bantuan Eva, ibu mertuanya yang ramah, Meridia seperti menemukan kehangatan yang selama ini dicarinya. Hingga suatu hari, Meridia megetahui rahasia kelam keluarga Daniel, memadamkan kehangatan yang selama ini menyelimutinya.

Overall, cerita ini adalah tentang konflik rumah tangga yang sering ditemui dengan karakter yang juga sering dijumpai di kehidupan nyata. Tapi dengan pemilihan kata yang unik, metafora brilian, dan pengembangan karakter yang menonjol, membuat saya dengan cepat terhanyut dengan cerita di dalamnya. Menjadikan cerita yang terbilang drama menjadi tidak murahan, bahkan terbalut dengan keindahan magis.

Penulis menggambarkan Meridia sebagai wanita yang cerdas dan dapat belajar dengan cepat. Saya juga sempat sedikit mengernyitkan dahi, Meridia, yang menikah di usia 16 tahun, sangat dewasa, cerdas dan cerdik dalam menghadapi tingkah laku ibu mertuanya. Semakin lama, Meridia tumbuh dengan pandangan yang luas dan kehangatan luar biasa yang tak pernah ia dapatkan semasa kecil. 

Meridia juga mampu membahasakan aura dan emosi yang terpancar dari orang-orang yang ditemuinya. Kabut yang menyelimuti Gabriel dan Daniel, monster yang berubah wujud menjadi Ravenna, lebah-lebah sengit yang mengelilingi Eva. 

Selain Meridia, penggambaran yang kuat dan porsi cerita yang sesuai dari tokoh lain semakin memperkaya kisah di dalamnya.

Tak heran buku ini menjadi finalis QPB New Voices Award 2010 dan masuk dalam longlist penghargaan sastra bergengsi internasional IMPAC Dublin Literary Award 2011.

Rating peribadi: 4/5

You Might Also Like

0 comments