Teori - teori Kepribadian Sehat
Maret 23, 2016TUGAS KE – 1
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
Nama : Nurul Izzatur Ramadhani
Kelas : 2PA14
Npm : 18514278
Teori Kepribadian Sehat
Kepribadian
adalah kata yang begitu umum dipakai di dunia Psikologi, kepribadian seseorang
bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang
dalam berbagai keadaan. Untuk definisi kepribadian hampir bisa dikatakan tidak
ada suatu kesepakatan definisi dari keseluruhan pandangan yang pernah
dilontarkan.
Berikut
teori-teori kepribadian sehat :
1.)
Menurut Aliran Psikoanalisis (Sigmund Freud
1856 – 1939)
Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres
atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang.
Sumbangan terbesar Freud pada teori
kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya
bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak
mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam
tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam
tidak sadar dan alam bawah sadar.
2.)
Menurut Aliran Behavioristik
Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian
dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal
atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua
teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara
proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang
diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Teori-teori behavioristik adalah proses belajar
serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam
menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah hasil belajar
yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan.
Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memiliki
dua asumsi dasar, yaitu:
·
Perilaku harus
dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri individu
·
Pemahaman
terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif atau
dikontrol dengan seksama dalam eksperimen laboratorium Manusia dianalogikan
atau dianggap sebagai tikus pintar yang mempelajari labirin kehidupan.
Behavioristik memiliki pandangan tentang kehendak bebas yaitu perilaku yang
ditentukan oleh lingkungan.
3.)
Menurut Aliran Humanistik
Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya
pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut Psikologi
Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai
dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
4.)
Menurut Gordon Allport
Saat ini
teori-teori Allport (tentang kepribadian yang sehat) tetap relevan. Berikut
adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang
sehat:
1. Perluasan Perasaan Diri
Ketika seseorang menjadi matang, ia
mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Tidak cukup sekadar
berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri. Lebih dari itu, ia
harus memiliki partisipasi yang langsung dan penuh, yang oleh Allport disebut
"partisipasi otentik". Dalam pandangan Allport, aktivitas yang
dilakukan harus cocok dan penting, atau sungguh berarti bagi orang tersebut.
Jika menurut kita pekerjaan itu penting, mengerjakan pekerjaan itu
sebaik-baiknya akan membuat kita merasa enak, dan berarti kita menjadi
partisipan otentik dalam pekerjaan itu. Hal ini akan memberikan kepuasan bagi
diri kita. Orang yang semakin terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas,
orang, atau ide, ia lebih sehat secara psikologis. Hal ini berlaku bukan hanya
untuk pekerjaan, melainkan juga hubungan dengan keluarga dan teman, kegemaran,
dan keanggotaan dalam politik, agama, dan sebagainya.
2. Relasi Sosial yang Hangat
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam
hubungan dengan orang lain, yaitu kapasitas untuk mengembangkan keintiman dan
untuk merasa terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu mengembangkan
relasi intim dengan orangtua, anak, pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil
dari perasaan perluasan diri dan perasaan identitas diri yang berkembang dengan
baik. Adaperbedaan hubungan cinta antara orang yang neurotis (tidak matang) dan
yang berkepribadian sehat (matang). Orang-orang neurotis harus menerima cinta
lebih banyak daripada yang mampu diberikannya kepada orang lain. Bila mereka
memberikan cinta, itu diberikan dengan syarat-syarat. Padahal, cinta dari orang
yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Jenis kehangatan yang lain, yaitu perasaan
terharu, merupakan hasil pemahaman terhadap kondisi dasar manusia dan perasaan
kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang sehat memiliki kapasitas untuk memahami
kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan ciri kehidupan
manusia.
3. Keamanan Emosional
Kualitas utama manusia sehat adalah penerimaan
diri. Mereka menerima semua segi keberadaan mereka, termasuk
kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara pasif terhadap kelemahan
tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak tertawan oleh emosi-emosi
mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Mereka dapat
mengendalikan emosi, sehingga tidak mengganggu hubungan antarpribadi.
Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi diarahkan ke dalam saluran
yang lebih konstruktif. Kualitas lain dari kepribadian sehat adalah "sabar
terhadap kekecewaan". Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi
terhadap tekanan dan hambatan atas berbagai keinginan atau kehendak. Mereka
mampu memikirkan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama. Orang-orang
yang sehat tidak bebas dari perasaan tak aman dan ketakutan. Namun, mereka
tidak terlalu merasa terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut secara
lebih baik daripada kaum neurotis.
4. Persepsi Realistis
Orang-orang sehat memandang dunia secara
objektif. Sebaliknya, orang-orang neurotis kerapkali memahami realitas
disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan ketakutan mereka sendiri. Orang
sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau situasi yang dihadapi itu jahat atau
baik menurut prasangka pribadi. Mereka memahami realitas sebagaimana adanya.
5. Keterampilan dan Tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan
perlunya menenggelamkan diri di dalam pekerjaan tersebut. Kita perlu memiliki
keterampilan yang relevan dengan pekerjaan kita, dan lebih dari itu harus
menggunakan keterampilan itu secara ikhlas dan penuh antusiasme. Komitmen pada
orang sehat atau matang begitu kuat, sehingga sanggup menenggelamkan semua
pertahanan ego. Dedikasi terhadap pekerjaan berhubungan dengan rasa tanggung jawab
dan kelangsungan hidup yang positif. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan
arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan
dan kesehatan psikologis tanpa melakukan pekerjaan penting dan melakukannya
dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Memahami diri sendiri merupakan suatu tugas
yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami diri sendiri sepanjang kehidupan
secara objektif. Untuk mencapai pemahaman diri yang memadai dituntut pemahaman
tentang dirinya menurut keadaan sesungguhnya. Jika gambaran diri yang dipahami
semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu tersebut semakin matang.
Demikian juga apa yang dipikirkan seseorang tentang dirinya, bila semakin dekat
(sama) dengan yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya, berarti ia
semakin matang. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang lain dalam
merumuskan gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki objektivitas
teradap diri tak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya kepada orang lain
(seolah orang lain negatif). Ia dapat menilai orang lain dengan seksama, dan
biasanya ia diterima dengan baik oleh orang lain. Ia juga mampu menertawakan
diri sendiri melalui humor yang sehat.
7. Filsafat Hidup
Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh
tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki perasaan akan tujuan, perasaan
akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai batu sendi kehidupannya. Allport
menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai keterarahan (directness).
Keterarahan itu membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu atau
serangkaian tujuan, serta memberikan alasan untuk hidup. Kita membutuhkan
tarikan yang tetap dari tujuan yang bermakna. Tanpa itu mungkin kita mengalami
masalah kepribadian.
5.)
Menurut Carl Rogers
Memahami dan menjelaskan teori kepribadian
sehat menurut rogers yang meliputi :
1. Perkembangan Kepribadian “Self”
Inti dari teori- teori Rogers yaitu individu
memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup,
dan menangani masalah- masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi
yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Rogers
menerima istilah self dari pengalaman- pengalaman realita masing- masing
individu. Dalam setiap bertambahnya umur ,anak bisa berubah sifat dan perilaku.
Dan seorang ibu bisa memperhatikan perkembangan anak, dari waktu ke waktu dan
seorang ibulah yang memelihara dan mendidiknya dan tidak di serahkan kepada
baby sister
2. Peranan positive regard dalam pembentukan
kepribadian individu
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan
kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari
orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi
menjadi 2 yaituconditional positive regard (bersyarat) dan unconditional
positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang berfungsi sepeuhnya adalah
pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat.
Mengapa? Karena ini penting. Dihargai,
diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan
menerima dengan penuh kepercayaan.
3. Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
Menurut pendapat Rogers :
Pertama, orang yang sehat secara psikologis
akan lebih mudah beradaptasi karena orang psikologis bisa melihat dan menilai
sifat-sifat seeorang maka dari itu dia mudah beradaptasi.
Kedua, manusia –manusia masa depan akan lebih
terbuka atas pengalaman - pengalaman mereka, manusia masa depan akan lebih
mendengar dirinya dan memperhatikan perasaan bahagia, marah,kecewa,ketakutan,
dan kelembutan mereka.
Ketiga, dari manusia masa depan adalah
kecenderungan untuk hidup sepenuhnya pada masa sekarang.
6.)
Menurut Abraham Maslow
Maslow berpendapat bahwa seseorang akan
memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan
dirinya secara penuh (self actualizing person).
Teori Kepribadian Abraham Maslow :
1. Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow menekankan bahwa individu
merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi, sehingga motivasi seseorang
dalam melakukan sesuatu adalah motivsi individu seutuhnya bukan bagian darinya.
Menurut maslow manusia harus diselidiki sebagai sesuatu yang totalitas, sebagai
suatu system, setiap bagian tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain.
2. Hirarki
Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana
semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki
kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu
tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi
dari kebutuhan tersebut. Ia berpendapat bahwa pada manusia terdapat lima macam
kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
·
Kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (the physiological needs)
·
Kebutuhan-kebutuhan
rasa aman (the safety needs / the security needs)
·
Kebutuhan
rasacinta dan memiliki (the love and belongingness needs)
·
Kebutuhan akan
penghargaan diri (the self-esteem needs)
·
Kebutuhan akan
aktualisasi diri (the self-actualization needs)
7.)
Menurut Erich Fromm
Fromm
memberikan suatu gambaran yang jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang
demikian mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran
yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki
suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar didunia,
subjek atau pelaku dari diri dan nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Akan tetapi ada salah satu pengertian dimana kepribadian sehat dan produktif
benar-benar menghasilkan sesuatu dan merupakan hasil yang sangat penting dari
individu, yakni diri. Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan
melahirkan semua potensi mereka, dengan menjadi semua menurut kesanggupan
mereka dan memenuhi semua kapasitas mereka.
· Ciri-ciri kepribadian yang sehat.
Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan
keamanan.
1. Hubungan
Fromm percaya
bahwa pemuasaan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain ini
sangat penting untuk kesehatan psikologis. Tingkah laku yang irasional, bahkan
penyakit jiwa, merupakan akibat yang tidak dapat dielakan karena kegagalan
dalam memuaskan kebutuhan ini. Dalam sistem fromm, orang-orang yang tidak dapat
mengamati dunia secara objektif, yang dapat mengamatinya hanya menurut
proses-proses batin, telah mengundurkan diri kedalam diri mereka dan kehilangan
seluruh kontak dengan kenyataan. Inilah definisi tradisional tentang penyakit
jiwa.
2. Trasendensi
Trasendensi berhubungan erat dengan
kebutuhan akan hubungan seperti kebutuhan manusia untuk mengatasi atau melebihi
peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari kodrat kelahiran dan
kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan, manusia didorong
untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari
kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan
(anak-anak, ide-ide, kesenian atau barang material) manusia mengatasi kodrat
eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai suatu perasaan
akan maksud dan kebebasan.
3. Berakar
Hakikat dari
kondisi manusia seperti kesepian dan tidak berartihal ini timbul dari pemutusan
ikatan-ikatan utama dengan alam. Tanpa akar-akar ini orang tak akan berdaya,
jelas merupakan kondisi yang amat berat. Cara yang ideal ialah membangun suatu
perasaan persaudaraan dengan sesama umat manusia, suatu perasaan keterlibatan,
cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan solidaritas denagn
orang-orang lain ini memuaskan kebutuhan akan berakar, untuk yang
mengkoneksikan dan berhubungan dengan dunia luar.
4. Perasaan identitas
Manusia juga
membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu
identitas menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasaanya
tentang dia, siapa dan apa. Cara yang sehat untuk memenuhi kebutuhan ini ialah
individualitas, proses seseorang menciptakan suatu perasaan tertentu tentang
identitas diri. Orang-orang yang mengalami individualitas yang berkembang baik
mengalami diri mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan
kehidupan mereka tidak dibentuk oleh orang-orang lain.
5. Kerangka orientasi
Bersambung dengan
pencarian suatu perasaan diri yang unik ialah suatu pencarian frame of
reference atau konteks dengan mana seseorang menginterprestasikan semua gejala
dunia. Setiap individu harus merumuskan suatu gambaran konsisten tentang dunia
yang memberikan kesempatanuntuk memahami semua peristiwa dan pengalaman. Dasar
yang ideal untuk kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan
seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran realitas dan objektif tentang
dunia. Terkandung dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia secara
objektif, untuk menggambarkan dunia denagn tepat dan tidak mengubahnya dengan
lensa-lensa subjetif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan didalam diri.
Dari uraian
sederhana diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian sehat adalah milik dari
setiap individu, pada dasarnya manusia dilahirkan dalam kondisi yang bahagia
didalam keadaan menyakitkan sekalipun. Pribadi yang sehat terdapat di setiap
insan manusia yang mau menerima kekurangan dan kelebihan dengan penuh bahagia
serta menyadari arti kehidupan dengan penuh kebijaksanaan. Maka dari itulah
kepribadian yang sehat itu muncul.
Daftar Pustaka
Bastaman,
H.D. 2007. Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih
Kehidupan Bermakna. Jakarta: Rajawali Press.
Corey,
G. 2003. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika
Aditama
Frankl,
Victor E. 2003. Logoterapi Terapi Melalui Pemaknaan Eksistensi. Jogjakarta:
Kreasi Wacana.
Hall S, C .,& Lindzey, G. 1993.
Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Kanisius. Yogyakarta
M.M.
Nilam Widyarini, MSi, dalam jurnal
http://www.kompas.com/read/xml/2008/01/10/20084435/kepribadian.yang.matang
Schultz,
D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian sehat. Yogyakarta:
kanisius, 1991.
Suryabrata,
S.psikologi kepribadian. Jakarta: kanisius, 1982.
0 comments