Sulung.

Desember 14, 2019


Ini merupakan kisah gadis muda yang terlahir sebagai anak pertama.
Di usianya yang baru satu tahun, dia sudah menjadi role model bagi adiknya. 
Beranjak dewasa, dia terbentuk menjadi gadis yang patuh, rajin, dewasa dan tangguh.
Peran kakak berubah menjadi lebih kompleks. Ia berubah menjadi tempat curhat, penasihat bagi kedua orang tuanya yang kerap bertengkar, serta 'orang tua kedua' bagi adik-adiknya.
Label 'anak kesayangan' pun tersemat secara otomatis.
Namun ia membantah, bisa saja itu sebagai bonus atas baktinya yang selama ini ia berikan.

Dengan perannya sebagai kakak, ia selalu berusaha menjaga sikap.
Bukan tak pernah marah atau mengeluh, hanya saja ia selalu menampilkan 'versi terbaik dan kuat' dirinya.
Jangankan menangis, ia tak pernah menampilkan kesedihan di depan adik-adiknya.

Kenyataannya, dibalik itu semua, ia tak sekuat kelihatannya. Ia amat sangat rapuh.
Saat berhadapan dengan dirinya, ia tak sebijak ketika memberi pendapat ke Ibu, Bapak, dan adiknya.
Ia menjadi lelah. Lelah atas label 'anak baik dan pintar yang berbakti kepada orang tua'.
Ia seringkali menangis dalam diam. Mencari tempat paling aman untuk mengeluarkan tekanan yang telah lama terpendam, kemudian menghapus air mata itu dengan cepat, seolah tidak ada yang terjadi.
Seolah semuanya terkendali, lalu menyalahkan diri karena sudah menjadi terlalu sensitif.
Menganggap diri lemah.

Semakin dewasa, ia semakin gamang. Apakah selama ini ia benar-benar menjadi dirinya?
Atau hanya bagian lain dirinya yang dibungkus berlapis topeng dengan amat sangat rapi?
Apakah ia manipulatif?

You Might Also Like

0 comments